Jawa + NT
Kalimantan Barat merupakan sebuah Provinsi yang sangat kaya akan Sumber Daya Alam dan merupakan provinsi yang cukup majemuk karena diketahui oleh orang Kalimantan Barat sendiri ada tiga Suku Bangsa besar yang mendiami provinsi ini yakni Melayu, Dayak, dan Etnis Cina. Khusus pada suku dayak, banyak terdapat sub suku dayak di provinsi ini. "Kata Dayak sendiri selain berasal dari bahasa Dayak Kendayan, juga berasal dari bahasa Dayak kenyah dan Dayak lainnya, yakni dari istilah kata ” Daya” yang memiliki dua arti yakni “daerah hulu” dan “kekuatan“. ketika ada orang lain yang menanyai seseorang yang hendak ke daerah hulu dimasa lampau dengan kalimat dalam bahasa Dayak Kendayan seperti ini: Ampus Ka mane kau? maka akan di jawab oleh orang yang di tanyai sebagai berikut: Aku Ampus ka daya…yang artinya ” pergi ke mana kau? aku pergi ke hulu”. Dimasa dahulu dalam naskah-naskah Jawa kuno pulau kalimantan disebut “Nusa Kencana” yang bearti pulau emas, namun oleh orang Jawa kebanyakkan lebih sering disebut “Tanah Sabrang” penghuninya adalah “Orang Sabrang” sebutan orang Dayak oleh orang Jawa di masa lampau". (dikutip keseluruhannya {yang bercetak miring} dari http://suaraborneo.com/?p=1826 ).
Salah satu sub suku dayak tersebut adalah Sub Suku Dayak Jawant ( Jawa + NT ) adalah nama sub suku Dayak yang sebagian besar mendiami daerah aliran sungai menterap Kecamatan Sekadau Hulu Kabupaten Sekadau Kalimantan Barat.
Sebelumnya anda para pembaca jangan mengira saya akan menuliskan tentang suku Jawa yang merupakan salah satu suku terbesar yang ada di Indonesia. Seperti yang saya jelaskan di paragraf pertama bahwa Jawant adalah nama dari sub suku Sayak yang ada di Kabupaten Sekadau.
Hal yang identik dengan sub suku ini adalah DAS ( Daerah Aliran Sungai ) Menterap yang merupakan anak sungai dari Sungai Sekadau, karena sebagian besar sub suku ini mendiami kampung-kampung di sekitar DAS sungai Menterap seperti Roca, Boti, Sulang Botong, Mondi, Nate Kelampe, Tapang Birah, Gintong, Engkorong, Sungai Gontin, Bongkit dan Sengiang.
![]() |
| Sungai Menterap (Sumber Gambar : http://jawant.blogspot.com/) |
Salah satu peninggalan Kebudayaan Jawant saat ini adalah Rumah Pasah semacam musium kampung dimana segala macam sisa-sisa barang-barang kuno disimpan. (termasuk sisa jarahan para pemburu barang-barang antik) yang terletak di Kampung/Desa Boti, yang merupakan kampung tertua di antara kampung-kampung Jawant lainnya. Selain itu banyak lagi bentuk kebudayaan asli suku dayak Jawant yang masih terpelihara dengan baik hingga saat ini seperti Upacara "Nyapat Taun" yakni sebuah upacara ucapan syukur atas keberhasilan panen padi yang diselenggarakan di sekitar bulan Mei-Juni setiap tahunnya. Kemudian upacara adat menyambut tamu, saat menyambut tamu kehormatan yang akan datang di kampung orang Dayak Jawant.
Selain Jawant sebagai nama Sub Suku Dayak, Jawant sendiri adalah nama bahasa yang merupakan salah satu bahasa yang terbesar jumlah penuturnya di Kecamatan Sekadau Hulu, selain bahasa-bahasa dayak lainnya. Bahasa ini memiliki fonologi sendiri, dan mengenai fonologi bahasa Dayak Jawant anda dapat membaca skripsi Mahasiswa FKIP, Universitas Tanjungpura Pontianak, saudara Aan Agustinus, skripsi ini dapat anda lihat di perpustakaan FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak.
Bukan sebuah kebetulan saya adalah putra dari ayah yang bersuku Dayak Jawant dan ibu yang juga bersuku dayak Jawant, percakapan kami sehari-hari dirumah menggunakan/menuturkan bahasa dayak jawant.
Bukan sebuah kebetulan saya adalah putra dari ayah yang bersuku Dayak Jawant dan ibu yang juga bersuku dayak Jawant, percakapan kami sehari-hari dirumah menggunakan/menuturkan bahasa dayak jawant.
Sumber :
Tweet

