Tokoh Tionghoa di Indonesia

Sebelum memulai tulisan ini aku ucapkan terlebih dahulu Selamat Tahun Baru IMLEK 2567, Gōng xǐ fā cái buat semua kawan-kawan etnis Tionghoa yang merayakannya.

Etnis Tionghoa di Indonesia sudah menjadi salah satu etnis yang telah menetap dan tinggal lama di negeri ini. Di beberapa daerah seperti di Kalimantan Barat kawan-kawan etnis Tionghoa sudah dianggap salah satu suku asal tanah Kalimantan Barat, di sini ada dikenal istilah CIDAYU, Cina Dayak Melayu yaitu tiga suku yang mendiami Kalimantan Barat, lihat disini untuk menjelaskan apa itu CIDAYU. << DISINI >>

Oleh Karena Tionghoa sudah berada lama di Nusantara Indonesia, Tionghoa turut menghadirkan keberagaman yang tak ternilai bagi Negara ini, begitu pula tak jarang lahir tokoh-tokoh yang turut mengharumkan serta membela nama Indonesia di kancah Dunia. Tokoh-tokoh dari etnis Tionghoa juga banyak memberikan kontribusinya mulai dari jaman pra kemerdekaan hingga sekarang ini.

Jhon Lie
Dijaman kemerdekaan kita kenal dengan nama Jhon Lie, Pahlawan Nasional yang lahir di Manado, 9 Maret 1911 ini adalah seorang pelaut yang gigih membawa berbagai komoditi Indonesia untuk kepentingan perlengkapan Militer Indonesia di antara Tahun 1947-1948, walaupun dihadang oleh penjagaan ketat Belanda saat Agresi Militer.

Tak hanya Jhon Lie, Siauw Giok Tjahn adalah tokoh Tionghoa yang turut berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia ketika peristiwa Agresi Militer. Siauw Giok Tjahn lahir di Surabaya, Jawa Timur ini pernah mendirikan dua organisasi pemuda, yaitu Angkatan Muda Tionghoa dan Palang Biru, yang merupakan organisasi yang terlibat dalam pertempuran Surabaya, 10 November 1945.

Siauw Giok Tjahna juga adalah satu diantara 137 anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) cikal bakal dewan legislatif, dan pernah menjadi menteri pada Pemerintahan Presiden Soekarno. Siauw Giok Tjahn sangat fasih berbahasa Tionghoa, Jawa dan Indonesia yang turut membantunya bisa masuk ke berbagai kalangan.

Ada lagi nama Djiaw Kie Siong, sang pemilik rumah dalam peristiwa Rengasdengklok, dan Oey Tiang Tjoe serta Oey Tjong Hauw, anggota BPUPKI.

Di dunia Olahraga lebih banyak lagi Warga Negara Indonesia yang keturunan Tionghoa berhasil mengharumkan nama Indonesia dan mengibarkan sang saka Merah Putih, mulai dari Susi Susanti, Alan Budikusuma, Ardy B. Wiranata, Cristian Hadinata sampai kepada Simon Santoso dan Vita Marisa yang adalah atlet Bulutangkis. Richard Sam Bera, seorang perenang, Angelique Widjaja atau Wynne Prakusya atlit Tenis sampai pada Chris John dan Daud Jordan.

Atlet-atlet Indonesia tersebut berhasil mengharumkan nama Indonesia di mata Dunia.

Di bidang lain juga kita mengenal banyak nama, Bob Hasan seorang Menteri perdagangan dan perindustrian di Kabinet Pembangunan era Presiden Soeharto. Atau nama Soe Hok Gie seorang aktivis Mahasiswa dan Raden Patah (Tan Eng Hwa) pendiri Kesultanan Demak.

Indonesia adalah bangsa yang besar, yang terdiri dari beragam etnis, suku, dan budaya yaang tersebar dari Ujung Barat sampai Ujung Timur, keberagaman ini yang justru membuat Indonesia menjadi besar.

Miris rasanya melihat berbagai permasalahan yang terjadi di negeri ini yang dipicu oleh masalah rasisme. Keberagaman bukanlah sumber permasalahannya, akan tetapi karena keegoisan atau pemikiran masing-masing yang terlalu  takut akan keberhasilan orang lain, atau bahkan anggapan bahwa dirinya, atau kalangannya saja yang paling baik dan benar.

Satu hal yang menjadi pegangan ku adalah :
Apabila aku dilahirkan sebagai China, apakah aku bisa menolak takdir TUHAN karena China di negeri ini sering di diskreditkan, atau apakah aku harus membantah TUHAN karena dilahirkan dari perut ibu seorang Dayak, karena orang Dayak kafir "katanya", atau apakah aku juga harus memohon pada TUHAN jika aku dilahirkan dari rahim ibu Melayu, karena Melayu katanya tak akan mendapatkan Keselamatan.

Siapa yang salah jika kamu dilahirkan sebagai orang ini atau orang itu? TUHAN kah?

Salam Perdamaian. (NA)


Top