www.nataliuzone.my.id »
Catatan
»
Sebuah Cerita Masa Kecilku
Sebuah Cerita Masa Kecilku
Posted by Natalius Abidin on 4/10/2013 |
Catatan
Pas buka Facebook tadi aku mengingat masa kecilku, sebab foto untuk Profil yang ku gunakan sekarang adalah foto keluarga saat aku masih kecil, seingatku saat itu baru kelas 1 SD.
Masa kecilku sungguh indah, kami empat bersaudara yang terlahir dengan jarak umur yang tidak jauh antar 1-2 tahunlah yang membuat masa kecil itu sangat indah, tak jarang perkelahian antar anak-anak sesama saudara menghiasi keseharian kami, maklum kami berempat semuanya adalah laki-laki dan jagoan pula, hehe.
Foto di atas diambil di sebuah desa di Kecamatan Tayan Hilir Kabupaten Sanggau Kalbar, yakni di Desa Sejotang. Kami sekeluarga tinggal di desa tersebut selama lebih kurang 5 tahun, sebab aku bersekolah di SD yang ada di desa tersebut hingga kelas 5 caturwulan pertama, di caturwulan kedua kami sekeluarga pindah ke Ibukota Kecamatan.
Foto tersebut diambil dari depan rumah dinas guru Sekolah Dasar, sebab ayahku adalah seorang Pegawai Negeri Sipil yang bertugas sebagai tenaga pengajar alias guru di desa tersebut.
Di rumah dinas yang kecil dan amat sederhana itulah aku menghabiskan masa kecilku, tak seperti kebanyakan anak-anak lain yang masa kecilnya bahagia karena banyaknya mainan yang dipunyai, kami bersaudara bahagia dengan masa kecil kami yang penuh dengan cerita kehidupan sebagai anak desa. Mainan kami adalah tumpukan pasir putih yang terhampar di depan rumah, yang kadang kami bangun benteng-benteng laksana benteng sebuah kerajaan, dan setumpuk pasukan yang kami anggap pasukan padahal hanya potongan-potongan lidi kelapa, kami buat seolah-olah seperti kerajaan sungguhan, ada raja, ada perdana menteri, ada panglima perang, ada prajurit dan juga ada peperangannya, bermain sekaligus bersandiwara. Permainan ini mungkin kami ilhami dari banyaknya serial kolosal yang tayang di televisi Indonesia kala itu.
Masa kecilku yang teramat menyenangkan, sesekali aku kembali melihat rumah itu sekarang, namun keadaannya sudah berbeda, rumah kami (rumah dinas) itu hambir ambruk sekarang, saatku menjenguk rumah itu beberapa waktu yang lalu, aku tersenyum. (NA)
Tweet
