www.nataliuzone.my.id »
celoteh
,
Kalbar
,
Kata-kata
,
Tumpahan Rasa
»
Kalimantan, Surga yang Dirampok
Kalimantan, Surga yang Dirampok
Tanah Surga, ya istilah ini tepat apabila disematkan pada Kalimantan, sebuah Pulau Besar di Dunia, yang cukup berpengaruh untuk dunia, terutama bagi ekologi dunia. Dalam arti luas "Kalimantan" meliputi seluruh pulau yang juga disebut dengan Borneo, sedangkan dalam arti sempit Kalimantan hanya mengacu pada wilayah Indonesia (Wikipedia). Kalimantan mempunyai hutan hujan tropis yang menjadi penyuplai oksigen bagi bumi ini, walau diakui luas dari hutan hujan tropis ini semakin hari semakin menyusut.
Pulau yang memiliki luas 743.330 km² ini merupakan habitat asli beberapa satwa yang dilindungi bahkan beberapa diantaranya terancam punah, hutan Kalimantan ialah habitat alami bagi hewan orang utan, gajah borneo, landak, rusa, tapir, burung enggang gading dan enggang rangkong dan beberapa jenis ikan seperti arwana merah (Super Red), maupun beberapa jenis tumbuh-tumbuhan endemik, salah satunya yang paling dikenal adalah Anggrek hitam.
Kalimantan juga kaya akan hasil tambang seperti intan, batubara, bijih aluminium serta minyak bumi , sehingga kalimantan juga dianggap lumbung energi bagi Indonesia. Selain itu masih ada potensi pemanfaatan kayu, rotan dan berbagai hasil kekayaan hutan lainnya.Hutan Kalimantan selama masa orde baru menjadi sumber pendapatan yang signifikan. Lebih dari 50 % Hak Pengusahaan Hutan berada di pulau nomor tiga terbesar di dunia ini. Paska orde baru pun hutan Kalimantan masih memegang peran penting. Total produksi kayu nasional sekitar 70% masih berasal dari sini.
Kalimantan juga kaya akan hasil tambang seperti intan, batubara, bijih aluminium serta minyak bumi , sehingga kalimantan juga dianggap lumbung energi bagi Indonesia. Selain itu masih ada potensi pemanfaatan kayu, rotan dan berbagai hasil kekayaan hutan lainnya.Hutan Kalimantan selama masa orde baru menjadi sumber pendapatan yang signifikan. Lebih dari 50 % Hak Pengusahaan Hutan berada di pulau nomor tiga terbesar di dunia ini. Paska orde baru pun hutan Kalimantan masih memegang peran penting. Total produksi kayu nasional sekitar 70% masih berasal dari sini.
Tetapi miris menurut situs wiki terbesar di dunia (read : Wikipedia) : "Porsi investasi di Kalimantan terhadap total investasi nasional RI yang hanya 0,6%. Hal ini amat kontras dengan porsi investasi yang tertanam di Jawa yang besarnya mencapai 72,3% dari total investasi secara nasional. Ini jelas mengisyaratkan bahwa Kalimantan adalah daerah yang terancam tidak berkembang secara ekonomi karena sebagian besar pendapatan yang dihasilkan di daerah ini dibawa ke pulau Jawa"
Melihat kenyataan tersebut beberapa saat yang lalu ada suara-suara dari tanah kalimantan untuk menahan Semua Kekayaan Alam Kalimantan, Gubernur sekalimantan mengancam akan melakukan embargo atau boikot hasil tambang Kalimantan. Tak hanya tambang, semua kekayaan alam di Kalimantan harus di tahan jangan ke luar dari wilayah pulau ini.Semua ini disebabkan Ketidakadilan pusat, contohnya kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kalimantan dibatasi, tanah yang menghasilkan batubara dan minyak bumi ini masyarakatnya harus mengantri minyak hingga beratus-ratus meter, bukan hanya saat itu, tetapi hingga saat ini saat tulisan ini saya turunkan. Selain itu bumi Kalimantan juga masih dilanda gelap, setiap hari ada saja cerita pemadaman listrik selama berjam-jam bahkan listrik yang sering mati itu hanya dinikmati sebagian kecil masyarakatnya. Sekali lagi Miris.
Selain potensi tambang dan kekayaan hutannya, Kalimantan juga menyumbang pendapatan negara dari perkebunan kelapa sawit dan karet.
Bukan hanya keterbatasan energi, Rakyat Kalimantan juga mendapat penindasan berupa perampasan tanah oleh perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit berskala besar, banyak kasus yang terjadi yang sering kita lihat di berbagai media.
Lalu apakah Kalimantan harus akan tetap menggugat dan selalu menggugat, selama tidak diberikan keadilan porsi pembagian hasil buminya, lalu bagaiman dengan integritas warga perbatasan yang semakin memudar rasa dan smangat nasionalismenya itu?
Inilah yang terjadi di tanah kami, tanah yang katanya akan menjadi Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia kelak.
Kalimantan, Surga yang sedang dan terus dirampok. (NA)
Melihat kenyataan tersebut beberapa saat yang lalu ada suara-suara dari tanah kalimantan untuk menahan Semua Kekayaan Alam Kalimantan, Gubernur sekalimantan mengancam akan melakukan embargo atau boikot hasil tambang Kalimantan. Tak hanya tambang, semua kekayaan alam di Kalimantan harus di tahan jangan ke luar dari wilayah pulau ini.Semua ini disebabkan Ketidakadilan pusat, contohnya kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kalimantan dibatasi, tanah yang menghasilkan batubara dan minyak bumi ini masyarakatnya harus mengantri minyak hingga beratus-ratus meter, bukan hanya saat itu, tetapi hingga saat ini saat tulisan ini saya turunkan. Selain itu bumi Kalimantan juga masih dilanda gelap, setiap hari ada saja cerita pemadaman listrik selama berjam-jam bahkan listrik yang sering mati itu hanya dinikmati sebagian kecil masyarakatnya. Sekali lagi Miris.
Selain potensi tambang dan kekayaan hutannya, Kalimantan juga menyumbang pendapatan negara dari perkebunan kelapa sawit dan karet.
Bukan hanya keterbatasan energi, Rakyat Kalimantan juga mendapat penindasan berupa perampasan tanah oleh perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit berskala besar, banyak kasus yang terjadi yang sering kita lihat di berbagai media.
Lalu apakah Kalimantan harus akan tetap menggugat dan selalu menggugat, selama tidak diberikan keadilan porsi pembagian hasil buminya, lalu bagaiman dengan integritas warga perbatasan yang semakin memudar rasa dan smangat nasionalismenya itu?
Inilah yang terjadi di tanah kami, tanah yang katanya akan menjadi Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia kelak.
Kalimantan, Surga yang sedang dan terus dirampok. (NA)
Source :
Kalimantan di Wikipedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan
Pengelolaan Sumber Daya Alam Kalimantan-Urgensi Paradigma dan Tata Pemerintahan yang Lebih Bijak : http://sudewi2000.wordpress.com/2008/10/04/pengelolaan-sumber-daya-alam-kalimantan/
Tweet
