www.nataliuzone.my.id »
Blogger
,
celoteh
,
Internet
,
Opini
,
Pemikiran Diri
,
Tumpahan Rasa
»
Bukik Bertanya : Sang Hutan Kalimantan Yang Tak Ingin Gersang
Bukik Bertanya : Sang Hutan Kalimantan Yang Tak Ingin Gersang
Posted by Natalius Abidin on 1/10/2012 |
Blogger,
celoteh,
Internet,
Opini,
Pemikiran Diri,
Tumpahan Rasa
Tulisan ini saya luncurkan untuk ikut berkolaborasi di dalam programnya pak Bukik, seorang blogger yang saya kenal melalui blognya bukik.com. "Bukik Bertanya" adalah semacam tulisan hasil wawancara pak Bukik dengan para narasumbernya, nah kali ini saya bertindak selaku narasumber pak Bukik. Mengapa saya tertarik menjadi narasumber pak Bukik? Karena saya ingin ikut serta menyebarkan inspirasi kepada siapapun yang membaca tulisan saya ini, dan menjadi suatu refleksi buat diri saya.
Natalius Abidin
Pernah suatu ketika saya memperkenalkan diri saya kepada seseorang, saya dengan tegas menyebutkan nama saya, Natalius Abidin. Tetapi respon yang diberikan oleh orang tersebut bukan menyebutkan namanya juga kepada saya, tetapi ia malah mengajukan sebuah pertanyaan, "Anda seorang Kristiani atau Muslim ? Nama anda membuat saya bingung." Saya membatin sejenak, "Apa iya nama saya membuat orang bingung?"
Saya mencoba menganalisa kebingungan orang tersebut, Natalius adalah nama khas orang Kristen/Kristiani, sedangkan Abidin adalah nama yang biasanya dipakai oleh orang Muslim, mungkin sangat jarang orang beragama lain memakai nama ini. Lantas saya pun mengerti atas kebingungan orang tersebut, jika dari nama orang biasanya dapat menebak agama seseorang, sebagai contoh : Paulus Adi, sudah barang tentu orang ini seorang Kristen/Kristiani. Atau, Muchammad Abidin, anda sudah tahu orang ini adalah seorang Muslim. Nah kalo Natalius Abidin ? Akh, mengapa mempermasalahkan nama saya, toh saya sendiri bangga akan nama saya tersebut, saya merasa menjadi gambaran pluralisme yang ada di Indonesia ini.
Mempermasalahkan nama, nama saya sejak saya lahir hingga sekarang hanya itu saja, terbukti dengan Akta Kelahiran Saya, ijasah-ijasah saya, maupun KTP saya, nama saya hanya Natalius Abidin. Tetapi untuk nama panggilan mungkin ada dua versi. Versi pertama yang umum dipakai oleh keluarga dan teman-teman sepergaulan saya adalah "Natal" ya, itu karena diambil atau kependekan dari nama asli saya, namun terkadang ada juga teman yang memanggil dengan "Lius" ataupun "Din". Versi Kedua adalah nama Online saya, dulu saat saya mengenal yang namanya "Internet Relay Chatting" atau IRC saya punya nickname yang cukup nyeleneh yakni : Bakwan, atau saya buat agak keren sedikit menjadi B_Wan, saya lupa kenapa saya memilih nama ini sebagai nickname saya, hingga sekarang saya sering juga dipanggil "Wan" oleh teman-teman di dunia maya.
Lalu siapa seorang Natalius Abidin ? Saya hanya seorang lelaki yang berasal dari pedalaman Kalimantan Barat yang menjalani hidup yang katanya keras ini, yang saat ini masih berstatus sebagai mahasiswa. Anak pertama dari empat bersaudara yang kesemuanya adalah laki-laki, kami empat bersaudara punya nama khusus yakni NAFA, yang merupakan kependekan dari Natalius, Andreas, Fidelis dan Aristo, sehingga jangan heran bila melihat tulisan NAFA di setiap pojok rumah kami, ataupun disetiap barang yang ada di rumah kami.
Ibuku Wanita Sesungguhnya
Siapa wanita terbaik di dunia ini? Tidak ada wanita lain selain ibuku, ia adalah wanita terbaik yang pernah kukenal. Ia wanita satu-satunya dalam keluarga kami, ia petarung kehidupan sejati dan ia wanita yang sesungguhnya.
Demi membantu keadaan ekonomi keluarga kami ibu rela bekerja apa saja, banyak pekerjaan yang ia lakoni yang kuingat semenjak aku kecil hingga aku berumur 24 tahun sekarang ini, sebut saja menjadi tukang cuci pakaian orang lain, menjadi penjual sayur dan makanan ringan, dan menjadi penjaja makanan keliling yang berjualan ke kampung-kampung sekitar tempat tinggal saya, ia tak dapat mengendarai sepeda motor, tetapi ada ayah saya yang setia mengantarkannya berjualan kemana saja, tak hanya makanan yang dijaja olehnya, menjadi penjaja keliling pakaian bekas yang masih layak pakai pun pernah dilakoninya dulu. Ia juga pernah bekerja sebagai juru masak di tempat orang lain.
Suatu ketika saya menggilir ayah saya mengantarkan ibu berjualan keliling, saya duduk di atas motor sambil menunggu ibu saya berjualan, naik ke rumah-rumah warga, satu-persatu. Ketika keranjang jualannya sudah kosong ia berjalan ke arah saya, dan hendak memerintahkan saya untuk membawanya pulang kerumah. saya melihat ada sukacita yang begitu besar terpancar dimatanya, "Tal, dah kita pulang, jualan sudah habis." Di sekujur tubuhnya saya melihat kucuran keringat yang begitu deras hingga membasahi baju yang ia kenakan saat itu, batinku tersentuh seketika, perasaan ini bergetar dan saya semakin mengagumi sosok beliau, betapa kerasnya perjuangan beliau demi mencari nafkah untuk kami keempat anaknya "Ibu, maafkan aku, ku jarang sekali menghargaimu, aku anak yang nakal". Dengan kejadian ini aku selalu ingat dalam hidupku dan kutanamkan di hatiku : "Ibuku seorang wanita, ia mampu berjuang melawan kerasnya hidup, kenapa aku yang seorang lelaki seringkali mudah menyerah?" I LOVE YOU IBU, I LOVE YOU AYAH.
Kejadian-kejadian Yang Mengubah Hidupku
Pada tahun 2005, atau tepatnya aku sedang duduk di bangku SMA kelas 3 suatu kejadian pahit kualami, kualami kegagalan terbesar dalam sejarah hidupku. Mungkin ini karena kejumawaanku, kesombonganku pada diri sendiri. Selama 12 tahun menempuh pendidikan dasar dan menengah, aku bisa dikatakan termasuk anak yang bisa dikatakan lumayan, sejak SD hingga kelas 3 SMA posisi terendahku adalah ranking ke-5 di kelas, bahkan aku pernah sebagai juara kelas untuk beberapa tahun berturut-turut ketika SD. Berangkat dari hal inilah aku terlalu merasa yakin akan lulus dalam ujian akhir SMA, aku merasa sangat yakin hingga melalaikan tugasku sebagai seorang pelajar, yakni belajar dengan giat. Aku melalaikan tugasku itu saat menjelang ujian akhir. Saat pengumuman kelulusan hasil apa yang aku terima? aku dinyatakan "TIDAK LULUS." Sungguh aku menyesal dengan hasil yang mengecewakan ini, dan mungkin ini juga yang menjadi tonggak semangatku untuk lulus di ujian ulangan bagi yang tidak lulus di ujian akhir yang petama (Pada tahun ajaran 2004/2005 ujian akhir susulan diadakan bagi yang tidak lulus pada ujian pertama)
Setelah lulus dari bangku SMA, saya tidak melanjutkan pendidikan saya lagi ke perguruan tinggi, hal ini karena saya ingin merasakan dunia kerja, oleh karena itu saya mencari pekerjaan dan akhirnya saya bekerja di sebuah perkebunan kelapa sawit selama hampir 2 tahun hingga tahun 2007. Selama bekerja disitu ada banyak hal yang mampu mengubah cara berpikir saya, yang dulunya sebagai ABG yang maunya enak sendiri dan tinggal menadahkan tangan menerima uang jajan dari orangtua, sejak bekerja disitu saya melihat banyak anak usia sekolah dasar yang bekerja separuh waktu sepulang sekolah di perkebunan untuk mencari uang jajan sendiri, mereka tak pernah meminta uang jajan pada orang tuanya.
Setelah bekerja kurang lebih 2 tahun, pada 2007 saya akhirnya memutuskan untuk melanjutkan studi saya, dan di saat saya telah duduk dibangku kuliah saya mengenal dunia online. Dunia ini mengubah pemikiran saya lagi, ternyata ada banyak yang dapat dilakukan untuk menjadi seseorang yang dikenal oleh dunia luar, tidak mesti tampil di televisi atau di radio, wahaha... saya pernah bermimpi menjadi orang terkenal lho, dan saya bukanlah orang bertampang layak untuk mejeng di TV atau majalah, oleh karena itu saya memilih dunia online untuk mempromosikan diri saya, termasuk lewat Blog dan berbagai media sosial lainnya.
Selama Hidupku Yang Paling Kuhargai Adalah :
Mempermasalahkan nama, nama saya sejak saya lahir hingga sekarang hanya itu saja, terbukti dengan Akta Kelahiran Saya, ijasah-ijasah saya, maupun KTP saya, nama saya hanya Natalius Abidin. Tetapi untuk nama panggilan mungkin ada dua versi. Versi pertama yang umum dipakai oleh keluarga dan teman-teman sepergaulan saya adalah "Natal" ya, itu karena diambil atau kependekan dari nama asli saya, namun terkadang ada juga teman yang memanggil dengan "Lius" ataupun "Din". Versi Kedua adalah nama Online saya, dulu saat saya mengenal yang namanya "Internet Relay Chatting" atau IRC saya punya nickname yang cukup nyeleneh yakni : Bakwan, atau saya buat agak keren sedikit menjadi B_Wan, saya lupa kenapa saya memilih nama ini sebagai nickname saya, hingga sekarang saya sering juga dipanggil "Wan" oleh teman-teman di dunia maya.
Lalu siapa seorang Natalius Abidin ? Saya hanya seorang lelaki yang berasal dari pedalaman Kalimantan Barat yang menjalani hidup yang katanya keras ini, yang saat ini masih berstatus sebagai mahasiswa. Anak pertama dari empat bersaudara yang kesemuanya adalah laki-laki, kami empat bersaudara punya nama khusus yakni NAFA, yang merupakan kependekan dari Natalius, Andreas, Fidelis dan Aristo, sehingga jangan heran bila melihat tulisan NAFA di setiap pojok rumah kami, ataupun disetiap barang yang ada di rumah kami.
Ibuku Wanita Sesungguhnya
Siapa wanita terbaik di dunia ini? Tidak ada wanita lain selain ibuku, ia adalah wanita terbaik yang pernah kukenal. Ia wanita satu-satunya dalam keluarga kami, ia petarung kehidupan sejati dan ia wanita yang sesungguhnya.
Demi membantu keadaan ekonomi keluarga kami ibu rela bekerja apa saja, banyak pekerjaan yang ia lakoni yang kuingat semenjak aku kecil hingga aku berumur 24 tahun sekarang ini, sebut saja menjadi tukang cuci pakaian orang lain, menjadi penjual sayur dan makanan ringan, dan menjadi penjaja makanan keliling yang berjualan ke kampung-kampung sekitar tempat tinggal saya, ia tak dapat mengendarai sepeda motor, tetapi ada ayah saya yang setia mengantarkannya berjualan kemana saja, tak hanya makanan yang dijaja olehnya, menjadi penjaja keliling pakaian bekas yang masih layak pakai pun pernah dilakoninya dulu. Ia juga pernah bekerja sebagai juru masak di tempat orang lain.
Suatu ketika saya menggilir ayah saya mengantarkan ibu berjualan keliling, saya duduk di atas motor sambil menunggu ibu saya berjualan, naik ke rumah-rumah warga, satu-persatu. Ketika keranjang jualannya sudah kosong ia berjalan ke arah saya, dan hendak memerintahkan saya untuk membawanya pulang kerumah. saya melihat ada sukacita yang begitu besar terpancar dimatanya, "Tal, dah kita pulang, jualan sudah habis." Di sekujur tubuhnya saya melihat kucuran keringat yang begitu deras hingga membasahi baju yang ia kenakan saat itu, batinku tersentuh seketika, perasaan ini bergetar dan saya semakin mengagumi sosok beliau, betapa kerasnya perjuangan beliau demi mencari nafkah untuk kami keempat anaknya "Ibu, maafkan aku, ku jarang sekali menghargaimu, aku anak yang nakal". Dengan kejadian ini aku selalu ingat dalam hidupku dan kutanamkan di hatiku : "Ibuku seorang wanita, ia mampu berjuang melawan kerasnya hidup, kenapa aku yang seorang lelaki seringkali mudah menyerah?" I LOVE YOU IBU, I LOVE YOU AYAH.
Kejadian-kejadian Yang Mengubah Hidupku
Pada tahun 2005, atau tepatnya aku sedang duduk di bangku SMA kelas 3 suatu kejadian pahit kualami, kualami kegagalan terbesar dalam sejarah hidupku. Mungkin ini karena kejumawaanku, kesombonganku pada diri sendiri. Selama 12 tahun menempuh pendidikan dasar dan menengah, aku bisa dikatakan termasuk anak yang bisa dikatakan lumayan, sejak SD hingga kelas 3 SMA posisi terendahku adalah ranking ke-5 di kelas, bahkan aku pernah sebagai juara kelas untuk beberapa tahun berturut-turut ketika SD. Berangkat dari hal inilah aku terlalu merasa yakin akan lulus dalam ujian akhir SMA, aku merasa sangat yakin hingga melalaikan tugasku sebagai seorang pelajar, yakni belajar dengan giat. Aku melalaikan tugasku itu saat menjelang ujian akhir. Saat pengumuman kelulusan hasil apa yang aku terima? aku dinyatakan "TIDAK LULUS." Sungguh aku menyesal dengan hasil yang mengecewakan ini, dan mungkin ini juga yang menjadi tonggak semangatku untuk lulus di ujian ulangan bagi yang tidak lulus di ujian akhir yang petama (Pada tahun ajaran 2004/2005 ujian akhir susulan diadakan bagi yang tidak lulus pada ujian pertama)
Setelah lulus dari bangku SMA, saya tidak melanjutkan pendidikan saya lagi ke perguruan tinggi, hal ini karena saya ingin merasakan dunia kerja, oleh karena itu saya mencari pekerjaan dan akhirnya saya bekerja di sebuah perkebunan kelapa sawit selama hampir 2 tahun hingga tahun 2007. Selama bekerja disitu ada banyak hal yang mampu mengubah cara berpikir saya, yang dulunya sebagai ABG yang maunya enak sendiri dan tinggal menadahkan tangan menerima uang jajan dari orangtua, sejak bekerja disitu saya melihat banyak anak usia sekolah dasar yang bekerja separuh waktu sepulang sekolah di perkebunan untuk mencari uang jajan sendiri, mereka tak pernah meminta uang jajan pada orang tuanya.
Setelah bekerja kurang lebih 2 tahun, pada 2007 saya akhirnya memutuskan untuk melanjutkan studi saya, dan di saat saya telah duduk dibangku kuliah saya mengenal dunia online. Dunia ini mengubah pemikiran saya lagi, ternyata ada banyak yang dapat dilakukan untuk menjadi seseorang yang dikenal oleh dunia luar, tidak mesti tampil di televisi atau di radio, wahaha... saya pernah bermimpi menjadi orang terkenal lho, dan saya bukanlah orang bertampang layak untuk mejeng di TV atau majalah, oleh karena itu saya memilih dunia online untuk mempromosikan diri saya, termasuk lewat Blog dan berbagai media sosial lainnya.
Selama Hidupku Yang Paling Kuhargai Adalah :
- Diriku Sendiri : Kemampuanku, akumenghargai kemampuan dan segala hal yang telah kubuat, dan berharap dengan segala kemampuanku aku dapat membuat orang lain lebih menghargai aku.
- Keluarga : Kedua orang tuaku dan NAFA, adalah orang-orang yang sangat kucintai, aku bangga hidup di keluarga ini, aku bangga memiliki mereka. Karena hanya mereka yang selama ini tulus mencintai dan menghargai aku dan memberikan aku kesempatan menjadi aku yang ku ingin.
- Indonesia : Hanya satu yang kuhargai dari Indonesia, para pejuang yang merebut kemerdekaan ini dari tangan penjajahan, selebihnya saya rasa belum pantas saya hargai, sebab dibalik karya mereka mereka masih menuntut ada timbal balik untuk diri mereka, contoh : pemerintah dan para wakil-wakil rakyat. Ketulusan mereka ? Bulsyit...
- Kehidupan : Kehidupan adalah mahakarya Tuhan yang tak terbantahkan keagungan-Nya. Kumenghargai hidupku sebagai sesuatu yang bernilai, aku akan menyesal hingga ke akhir hayatku jika aku mengabaikan setiap detik dalam perjalanan kehidupannku.
![]() |
Sumber Gambar : KLIK DISINI |
Aku tinggal di sini, di Kalimantan, tanah tempatku dilahirkan dan menghabiskan seluruh waktu dihidupku, aku sama seperti hutan di Kalimantan ini, semakin hari semakin tandus. Aku merasa diriku ini kaya, bukan bermaksud menyombongkan diri, Tuhan menciptakan aku dengan segala kenikmatan ini, segala kesempurnaan ini, Puji Syukur kepada Tuhan yang telah memberikan aku otak untuk berpikir, seluruh anggota tubuh yang tiada cacat dan cela. Walau aku memiliki tubuh yang kurang ideal, kecil dan ceking, jauh dari apa yang disebut Lelaki Ideal.
Aku ini Hutan yang semakin gersang dan tandus. Semakin hari semakin bertambah umurku, semakin ku kehilangan setiap jengkal waktu, semakin rusak dan menua anggota tubuhku. Kehidupan telah menggerogotiku setiap saat, bagaikan Hutan yang digerogoti oleh manusia. Hutan adalah sumber penghidupan bagi manusia dan segala makhluk hidup didalamnya, begitupun aku, aku adalah segala sumber bagi kehidupanku kedepan, tak ada yang dapat menentukan jalan hidupku di masa mendatang, selain diriku sendiri.
Indonesia di 2030
Berdasarkan imajinasiku, Saat Indonesia di tahun 2030 aku mendengar berbagai deru mesin dan melihat berbagai bangunan yang mencakar langit. Aku di 2030 merindukan suara burung-burung di langit-langit Kalimantanku dan merindukan lebatnya hutan yang pada pada tahun 2000 masih menjadi tempatku bersembunyi saat aku bermain perang-perangan bersama teman-teman. Ku melihat orang-orang kemana-man menggunakan kendaraan dari baja dan besi, akupun melihat banyak manusia di usia 40an sudah menderita penyakit keropos tulang, karena sudah jarang berjalan 10.000 langkah setiap harinya.
Melihat hal-hal di atas, aku ingin menjadi seseorang yang dapat membuat rumah kecil yang dipekarangannya kutanami beberapa pohon, agar beberapa ekor burung yang bingung mencari tempat untuk hinggap, hinggap di atas pohon tersebut.
Biografiku
Jika ada seseorang yang sudi menulis tentang aku kelak, aku akan meminta kepadanya memberi judul terhadap bukunya tersebut : NATALIUS ABIDIN : Sang Hutan, yang tak ingin gersang
Kekonyolanku
Sebenarnya ada banyak hal konyol dalam hidupku, tetapi maaf tak dapat kuceritakan semuanya disini. Mungkin ada hal yang dapat kubagikan untuk pembaca semuanya, hal konyol ini sebenarnya malu juga untuk diceritakan kepada anda. Suatu hari saat itu kubaru pertama kalinya mengenal yang namanya internet, komputer mungkin sejak SMP aku mengenalnya.
Aku ingat betul hari itu, karena keingintahuanku dan tekad belajarku yang kuat aku memberanikan diri melangkahkan kaki ke warnet terdekat dengan kos-kosan ku. Setibanya di warnet tersebut aku melihat kedalam, ada beberapa komputer yang kosong. aku masuk dan langsung duduk. Seketika ku melihat komputer telah menyala, dan inilah hal konyol itu, aku bingung sekali mengapa layar dihadapanku berbeda sekali dengan layar komputer yang selama ini kukenal, ku klik sana-dan sini tetap saja layarnya seperti itu, bergambar ikan lumba-lumba, hampir setengah jam aku terpaku di layar komputer warnet tersebut. Aku bingung. Melihat gelagatku sang penjaga warnet berjalan menuju ke arahku, aku berpikir aku melakukan sebuah kesalahan dan aku sangat ketakutan jika aku berbuat salah. saat sang penjaga melihat layar komputer dihadapanku ia bertanya, "Bang, mau main internet ya? kok gak dibuka?" aku kelagapan. Ia pun segera mengajariku, "abang klik aja di tulisan "Personal" ini dan terus tulis nama abang dan enter" katanya. "sesudah itu buka aja Mozilla ini, dan ketik saja apa yang ingin abang buka dan cari" lanjut sang penjaga warnet.
Sesudah sang penjaga selesai mengajariku ia kembali ke meja operatornya sambil tersenyum-senyum, aku terlihat sangat bodoh waktu itu.
Konyol, pengalaman yang sangat konyol saat pertama kali aku mengenal internet.
Konyol juga jika anda membaca dari awal menggunakan kata "Saya", eh diakhirnya menggunakan kata "Aku" pada postingan ini, hehe...
Aku ingat betul hari itu, karena keingintahuanku dan tekad belajarku yang kuat aku memberanikan diri melangkahkan kaki ke warnet terdekat dengan kos-kosan ku. Setibanya di warnet tersebut aku melihat kedalam, ada beberapa komputer yang kosong. aku masuk dan langsung duduk. Seketika ku melihat komputer telah menyala, dan inilah hal konyol itu, aku bingung sekali mengapa layar dihadapanku berbeda sekali dengan layar komputer yang selama ini kukenal, ku klik sana-dan sini tetap saja layarnya seperti itu, bergambar ikan lumba-lumba, hampir setengah jam aku terpaku di layar komputer warnet tersebut. Aku bingung. Melihat gelagatku sang penjaga warnet berjalan menuju ke arahku, aku berpikir aku melakukan sebuah kesalahan dan aku sangat ketakutan jika aku berbuat salah. saat sang penjaga melihat layar komputer dihadapanku ia bertanya, "Bang, mau main internet ya? kok gak dibuka?" aku kelagapan. Ia pun segera mengajariku, "abang klik aja di tulisan "Personal" ini dan terus tulis nama abang dan enter" katanya. "sesudah itu buka aja Mozilla ini, dan ketik saja apa yang ingin abang buka dan cari" lanjut sang penjaga warnet.
Sesudah sang penjaga selesai mengajariku ia kembali ke meja operatornya sambil tersenyum-senyum, aku terlihat sangat bodoh waktu itu.
Konyol, pengalaman yang sangat konyol saat pertama kali aku mengenal internet.
Konyol juga jika anda membaca dari awal menggunakan kata "Saya", eh diakhirnya menggunakan kata "Aku" pada postingan ini, hehe...
Kenali passionmu. Kenali misimu. Sebarkan inspirasi.
Tweet
