Darsem dan Gayus Tambunan Membuat Jera

Gayus Halomoan Partahanan Tambunan atau hanya Gayus Tambunan (lahir di Jakarta, 9 Mei 1979; umur 32 tahun) adalah mantan pegawai negeri sipil (golongan III A) di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Indonesia.

Darsem, seorang mantan TKI di Arab Saudi asal subang yang lolos dari hukuman pancung setelah pemerintah membayar Diyat atau denda sebesar 4,7 Milyar Rupiah kepada pemerintah Arab Saudi.

Gayus dan Darsem sebenarnya tidak pernah kenal, ataupun berkenalan, mereka juga memiliki latar belakang yang sangat berbeda, Gayus itu laki-laki sedabgkan Darsem seorang perempuan, Gayus asal Jakarta  dan Darsem dari Subang, Gayus seorang pegawai negeri dan Darsem seorang mantan TKI, Gayus mafia pajak, Darsem? mafia sumbangan mungkin. Tetapi keduanya sekarang memiliki persamaan yakni, sudah kaya raya, apa pasal?

Gayus Tambunan memiliki kekayaan milyaran rupiah hasil korupsinya selama bekerja di Direktorat Jenderal Pajak, dan ia dikenal sekali sebagai Mafia Pajak, sampai-sampai ada sebuah lagu karya Bona ditujukan khusus buat sosok Gayus Tambunan ini.
Darsem juga seorang kaya raya, bahkan sempat dijuluki "Toko Emas Berjalan" oleh media karena memakai banyak perhiasan ditubuhnya setelah Darsem menerima uang sebesar Rp.1,3 Milyar hasil aksi simpatik para pemirsa sebuah stasiun televisi swasta Nasional.
Kedua tokoh di atas adalah news maker di Indonesia akhir-akhir ini, yang sudah membuat jera ataupun kecewa puluhan juta bahkan ratusan juta masyarakat Indonesia.
Kepercayaan masyarakat menurun drastis kepada pajak yang mereka bayar/setor kepada negara, sebab mereka takut uang pajak yang mereka bayar akan masuk kantong pribadi lagi, masyarakat dibuat jera membayar pajak oleh karena ulah Gayus Tambunan.
Sedangkan Darsem, membuat jera orang-orang yang sudah bersimpatik dengannya sebab uang yang mereka sumbang ternyata tidak dipakai untuk hal-hal yang bermanfaat, seperti janji Darsem sendiri yakni membantu keluarga Ruyati seorang TKI yang di hukum pancung, lagi-lagi di Arab Saudi, serta janji-janjinya yang lain seperti membantu membangun jalan di kampung halamannya di Subang. Uang hasil simpatik masyarakat Indonesia tersebut malah dipakai untuk membeli perhiasan yang ia pakai sendiri maupun anggota keluarganya, sehingga berbagai mediapun menyebutnya Toko Emas Berjalan
Itulah kira-kira persamaan gayus dan Darsem, membuat publik Jera. (NA)


Top