Tentang Agama dan Menghormati Bendera
Nasionalisme, apa sih arti dari kata tersebut ( ayo buka kamus Bahasa Indonesia Anda ). Nasionalisme dapat saya artikan sebagai sikap mencintai dan membanggakan bangsa dan negara, serta tanah air, salah satu bentuk pengaplikasiaannya adalah dalam bentuk Upacara Bendera setiap hari senin di setiap sekolah baik itu sekolah milik pemerintah maupun swasta, baik itu sekolah umum, maupun yang mengkhususkan diri pada pendidikan keagamaan, namun coba anda simak berita dari Liputan 6 berikut :
Pertama Kali Al Irsyad Upacara Bendera
Liputan6.com, Tawangmangu: Untuk kali pertama Yayasan Perguruan Al Irsyad Al Islamiyyah Tawangmangu di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Senin (18/7), menggelar upacara bendera. Sebelumnya, sekolah ini menolak menghormat bendera [baca: Pengelola Al Irsyad Bersedia Gelar Upacara Bendera].
Upacara bendera diikuti jajaran musyawarah pimpinan daerah, Kapolres Karanganyar AKBP Edi Suroso, dan Dandim 0727/Karanganyar Letkol (Inf) Eddy Basuki dengan dipimpin langsung Bupati Karanganyar, Rina Iriani.
Ketegangan terjadi saat memasuki pengibaran bendera merah putih. Saat komandan upacara memberi aba-aba penghormatan bendera, belasan laskar FPI yang berada di luar halaman sekolah memprovokasi. Mereka mengintimidasi dengan teriakan-teriakan sehingga membuat para murid bingung.
Lantaran terprovokasi, beberapa siswa yang menghormat bendera mulai menurunkan tangannya. Salah satu anggota FPI yang terus memprovokasi sempat mendapat peringatan dari Kapores Karanganyar dan Dandim 0727/Karanganyar.
Usai upacara, sejumlah massa yang tergabung dalam salah satu ormas Islam mendatangi Bupati Rina Iriani. Mereka menyatakan agar sikap hormat bendera tak dipaksakan karena berkaitan dengan keyakinan individu. Namun, Pemerintah Kabupaten Karanganyar menyatakan pihaknya hanya menegakkan aturan dalam dunia pendidikan.
Sementara pihak sekolah tetap akan mentaati aturan pemerintah dengan menggelar upacara bendera setiap Senin. Meski ada desakan, menurut Kepala Sekolah SD Al Irsyad Sarwo Edi Prasetyo, pihaknya tak akan memengaruhi para siswa untuk tidak hormat pada bendera, Sebab, yang ditekankan adalah pendidikan agama dan pendidikan formal pada anak didiknya.(BOG)
Dalam hal ini saya hanya memberikan tanggapan pribadi saya, nasionalisme sangat didengung-dengungkan oleh para pemimpin bangsa ini, maupun pelaku-pelaku dunia pendidikan hal ini nyata pendidikan Nasionalisme dibenamkan pada salah satu mata pelajaran yang sedari Sekolah Dasar setiap peserta didik sudah mendapatkannya, yakni Pendidikan Kewarganegaraan, maupun Pendidikan Pancasila.
Negara Indonesia adalah sebuah negara yang berlandaskan atau berdasarkan Pancasila,dan jelas bukan sebagai negara yang berdasarkan sebuah agama, peristiwa yang seperti kutipan berita di atas menurut saya sangat-sangat disayangkan. Hal ini (Upacara Bendera/Menghormati Bendera) tidak ada sangkut pautnya bahkan tidak sedikitpun mengurangi keimanan serta melanggar suatu akidah seseorang dalam beragama, hal ini adalah sikap menghormati jasa atas perjuangan para pahlawan yang telah berhasil memerdekakan bangsa ini yang sudah dijajah oleh bangsa yang katanya bangsa orang yang menganut Kristen, justru seharusnya bersyukur dong karena kristenisasi digagalkan oleh para pahlawan ?. Mengapa menghormati mereka saja tidak di perbolehkan ?
Menghormati bendera menurut saya bukan bahkan tidak sama sekali dengan menghormati berhala ? inikan hanya simbol, jadi tidak perlu diperkarakan, dan kenapa mesti dilarang/tidak pernah dilakukan, mereka tinggal di negara Pancasila, bukan tinggal di negara yang berdasarkan agama tertentu. Jika memang hal ini dijadikan alasan, berarti agama itu adalah agama simbol dong bukan yang terlahir berdasarkan aturan hati dan murni aturan dari Tuhan. Saya jadi mengerti mengapa bentuk-bentuk simbol dari agama dibakar, atau dilangkahi pengikutnya bakalan marah, karena memang agama ini simbol. Menurut saya hal ini/benda-benda itukan hanya simbol, dan bisa dibuat dan dicetak lagi, bahkan apabila sudah koyak/sobek, patah, atau lapuk kan mesti diganti, daripada jadi barang rongsokan di rumah.
Manusia hanya meyakini simbol, bukan yang menjadikannya jika memang seperti itu kenyataannya.
Tweet
