Sajak Senja

Sekalipun mentari tenggelam ditelan ufuk barat, ku masih menanti.

Tatkala gelap mencampakkan siang jauh di ujung malam tak sedikitpun
getir niat untuk menanti.
Malam itu temanku, siang juga sahabatku, terkadang kumalah lebih akrab
dengan malam saat berdiri menantimu.

Terkatung-katung dan lesu ku berdiri dan memandang jauh kedepan, untuk
sekedar mengetahui apakah bayanganmu akan segera muncul dari
temaramnya lampu di ujung jalan itu, kendatipun aku tau itu hanya
harap.
Penantian ku terhadapmu takkan pernah berakhir, kan kuhentikan saat ku
bisa melihat bayanganmu di sebalik cahaya itu.


Top