Berkelakar Dengan Waktu

Saat ku tertatih ,menyusuri lorong waktu dikala gelap malam melanda kota, banyak mata liar terus mengawasiku dengan curiganya, tanpa memperdulikan kesusahan di hati ini, bahkan sontak ada yang menusuk dalam hati, ia terbahak membahana hingga relung yang paling dalam perasaan ini.

Ia mencabik-cabik perasaan ini hingga berderai dan entah menjadi berapa ratus keping berserakan di tanah.
Tak henti ia berceloteh dan terkakak-kikik melihat kepenatan yang mulai menyelimuti tubuhku...

Hingga ku sampai pada suatu lorong, yang nyaris rentap tanpa hingar bingar, hanya kelakar jangkrik dan kumbang malam yang tersisa...

Ku di kejutkan oleh sapaan tiba-tiba dari arah wajahku, ia adalah waktu yang sedari tadi mencari cara untuk terus mencela daku, ia hanya waktu yang sebenarnya terus ku kelakari dan kutunda untuk mematuhinya, hingga kini ia mentertawai aku pulang larut malam dengan peluh membasahi tubuhku karena ditumpangi kendaraan yang seharusnya aku tumpangi...

Kita impas malam ini wahai waktu.


Top